Rabu, 25 April 2012

Yamaha RX-S, Jurus Piston Pincang Jadi Jawara maen 700m



Konon Yamaha RX-S tunggangan Supriyanto alias Upil ini jawara trek malam di kawasan Jakarta Selatan. Pun kerap diadu dengan motor milik bengkel yang ada di Jakarta. Yang membuat RX-S jadi kencang karena piston sudah dipotong. Tapi, kenapa mesti dipotong ya?

Pastinya bagian yang dipangkas salah satu kaki piston. Jadi, kaki piston tinggal satu.  “Banyak bengkel potong dua kaki piston. Tapi, dari pengalaman buat mesin 2-tak cukup dipangkas satu. Kalau keduanya malah kelewat enteng,” ujar Budi Yanto, mekanik Madcat’s Racing, di Jl. Raya Universitas Pancasila No. 7A, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Target pangkas satu kaki  piston untuk mengejar putaran atas. Dengan piston dipotong satu kaki, gasingan atas semakin tajam. “Apalagi, trek jalanan yang dipakai panjangnya 700 meter. Terasa sekali putaran atasnya,” urai Supri yang juga merangkap sebagai joki.

Lebih jelas, Budi cerita ubahan ruang bakar RX-S. Karena piston aslinya cuma sampai oversize 100, piston Daytona oversize 250 dipakai. Itu supaya power jadi tambah besar. Linernya tetap pakai orisinal.

Setelah penggantian piston, bibir silinder head juga ikut dipapas 3mm dengan squish 14 dan lebar 7mm. “Kompresi jadi tambah padat sehingga torsi yang dihasilkan cukup besar,” tambah Yanto, ayah dua anak ini yang bilang memakai silinder head dan blok Yamaha RX-King.

Biar proses masuk dan keluar campuran bahan bakar-udara fokus, blok silinder dikorek. Tinggi lubang buang jadi 25mm kalau diukur dari bibir silinder yang ukuran standarnya 29mm. Lubang transfer dan membran hanya diperbesar 2 mm. “Dengan begitu jadi mengurangi hambatan," ucap mekanik yang biasa garap motor 2-tak ini.
Mengimbangi bobot piston yang sudah berkurang, pria asal Tegal, Jawa Tengah ini, memberatkan kruk-as dengan cara dibandul. Rasio asli bawaan motor juga harus dilengserkan dan diganti rasio racing yang close.

Kelar mesin, pria bertato ini melanjutkan ke pengabutan. Mengaplikasi karburator Yamaha RX-Z. Direamer jadi 31mm. Paduan main 145 dan pilot-jet 45.

Demi membakar sempurna, pasokan BBM di ruang bakar, mengandalkan pengapian CDI standar dan koil Nology. “Selain api pembakaran lebih besar, torsi lebih cepat dan tarikan atas sampai bawah ngisi terus," aku mekanik ramah ini sembari bilang knalpot asli bobokannya.

Ok deh

Suzuki Satria F-150 2007, RX-King Korekan Sih Lewat..!!

Kapasitas silinder Satria F-150 milik Davin Indrawan ini sudah bengkak sampai 250 cc. Pantas jika Yamaha RX-King korekan abis ditekuk di arena adu kebut malam Kemayoran beberapa waktu lalu. Konon menang 8 rebu.

Lumayan alot dan ribet ketika mau bedah motor korekan Alex alias Belex Oxs dari B2X di Jl. Semanan Raya No. 2, Jakarta Barat ini. Minta ampun negonya. Akhirnya mesin dibongkar juga.

Dapur pacu aplikasi piston diameter 70 mm. Konon katanya meggunakan piston milik Yamaha Scorpio. Sepertinya agar jalur oli tidak bocor, solusinya menggunakan blok milik Suzuki Raider dibarengi dengan ganti boring.

Motor yang digeber Denny Tongkol ini juga naik stroke. dari hasil pengukuran piston mendem 1,5 mm dan turun ke TMB hanya 62 mm. Stroke hasil pengukuran jadi 62-1,5 = 60,5 mm.

Dari sini kapasitas silinder bisa diukur. Dengan diameter piston atau seher 70 mm, volume silinder jadi 232,7 cc. Namun menurut Belex sih total stroke 64 mm. Jika Belex bener, kapasitas silinder bisa dihitung tepat. Seher 70 mm dan stroke 64 mm, maka volume silinder versi Belex yaitu 246,2 cc. Digenapkan 250cc.

Dua versi kapasitas silinder ini memang bikin bingung. Namun bisa dilihat blok diganjal aluminium 9 mm dan ditambah tiga paking kertas. Dengan aplikasi setang seher milik Yamaha RX-Z.

Namun untuk terapkan setang RX-Z kudu main bos. Kata Belex, lubang pen di setang seher RX-Z setelah dipasangi laher bambu jadinya 15 mm. Sedangkan pen piston milik Scorpio 16 mm. “Solusinya kudu dipasang bos di piston,” jelas Belex yang berencana mau tarung lawan Yamaha Mio korekan Biker Zone itu.

Untuk main di trek panjang, rasio kompresi bermain di 11,3 : 1. Dibarengin dengan penggunaan karburator Keihin PE 28. Namun karena kapasitas silinder sudah gede, lubang venturi kudu dibesarkan. Kini jadi 30,5 mm.

Spuyer yang digunakan yaitu pilot-jet 60 dan main-jet 140. Dengan dipadukan sproket depan 15 dan belakang 38. Untuk turun di trek 500 meter.

Namun sayang, Belex dan Davin sang pemilik Satria F-150 dari perumahan Poris Paradise BB7, Tangerang ini, tidak mau bilang rasionya.

Termasuk durasi buka tutup klep juga ogah dibilang seara rinci. “Namanya juga motor balap liar speknya tidak mau diketahui lawan,” argumen Johan Juniarta, kakak Davin.


Klep 26/23

Kapasitas silinder yang sudah gede musti diimbangi laju gas bakar yang lebih gede juga. Untuk itu kudu terapkan klep payung lebar. Oleh Belex dipasangi klep isap 26 dan buang 23. Kalau kata Belex sih pakai kepunyaan Suzuki Thunder.

Menurut Belex, korekannya menganut ajas murah. Seperti pston atau seher yang pakai kepunyaan Scorpio bukan asli pabrik. Tapi, menggunakan merek yang banyak dipakai di jalanan. Yaitu piston buatan NPP satu set ring buatan NPR.

Selain itu, untuk penggunaan kampas dan per kopling juga masih pakai buatan wong dewek. “Mengaplikasi keluaran RMG,” jelas Ketu, bobotoh atau suporter Satria F-150 buah tangan Belex itu